Asmaul Khusnah

Islamic Hijri Calendar

Tentang Aku

Foto saya
Tuban, Jawa Timur, Indonesia
Nama:Bustanul Taufiq TTL :Tuban,17 Februari 1992 Alamat:Karangagung,Palang-Tuban Agama :Islam Hoby : Membaca,Menulis,Mengarang, Olahraga,Diskusi, TI,Penalaran,Dan Lain sebagainya. Cita-Cita : Guru

Sekolah SMA-ku

Sekolah SMA-ku
SMAN 1 TUBAN

Waktu Indonesia Barat

Rabu, Desember 03, 2008

TUBAN SELAYANG PANDANG

Tersebutlah kisah, tatkala itu Raden ARYA DANDANG WACANA sedang membuka tanah yang masih berupa hutan bambu yang bernama Papringan, tanpa diduga – duga sebelumnya muncullah sebuah keajaiban dengan keluarnya air yang dalam istilah jawa disebut (meTu) dan (Banyune), dan jika dirangkaikan menjadi TUBAN.
Peristiwa itu oleh Raden ARYA DANDANG WACANA dijadikan sebagai tonggak sejarah dalam memberi nama tanah tersebut dengan nama TUBAN, dan selanjutnya kita kenal dengan nama Kabupaten Tuban.
Sementara itu sejarah pemerintahan Kabupaten Tuban diawali pada jaman Majapahit, tepatnya ketika peristiwa agung pelantikan RONGGOLAWE untuk menjadi adipati Tuban pertama oleh Raja Majapahit Raden WIJAYA.

Peristiwa pelantikan itu dilaksanakan pada tanggal 12 Nopember 1293, yang pada akhirnya oleh Pemerintah Kabupaten Tuban tanggal 12 Nopember dijadikan sebagai Hari Jadi Tuban.

Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten yang berada pada ujung barat wilayah Propinsi Jawa Timur. Berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Blora (Prop. Jateng) di sebelah barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan sebelah utara adalah Laut Jawa.

Secara administrasi Kabupaten Tuban terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 328 desa/kelurahan.

Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS.
Panjang wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban bekisar antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai sangat kering yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak basah berada pada 1 kecamatan.

Struktur geologi Kabupaten Tuban berada pada cekungan Jawa Timur Utara dengan bentangan dari Semarang sampai Surabaya. Sebagian besar Kabupaten Tuban termasuk dalam Zona Rembang dengan struktur batuan endapan yang umumnya berupa batuan karbonat, sehingga domnasi perbukitan yang ada adalah perbukitan Kapur.
Ditinjau dari segi litologi batuan sedimen yang ada di Kabupaten Tuban kaya akan bahan tambang galian Golongan C (pasir silica, dolomit, phospat, clay, ball clay dan trass)dan ada juga yang berupa golongan A.

VISI Pemerintah Kab. Tuban

“ Terwujudnya masyarakat Kabupaten Tuban yang mandiri dan sejahtera lahir batin “

Maksud kata mandiri dalam visi tersebut adalah keadaan masyarakat yang memiliki keberdayaan, sehingga mampu untuk menentukan pilihan sesuai keinginannya termasuk didalamnya kemampuan untuk berpartisipasi (bukan mobilisasi) dalam berbagai aktivitas pembangunan.
Sedangkan kata sejahtera lahir batin adalah keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan minimalnya meliputi sandang, pangan, papan dan kesehatan serta kebebasan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing dalam situasi lingkungan yang aman dan damai.

MISI Pemerintah Kab. Tuban

1.Perwujudan pemberdayaan dan peningkatan kualitas aparatur pemerintahan yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab serta berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdaya guna, transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta menjamin terwujudnya kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman masyarakat ;
2.Perwujudan dan pelaksanaan otonomi daerah yang mapan dan secara damai dilandasi oleh pembangunan Kabupaten Tuban dengan memperhatikan potensi sumberdaya alam dan kemampuan sumberdaya manusia lokal, serta aparatur pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (clean government dan good governance) ;
3.Perwujudan kehidupan sosial budaya yang bertumpu pada pengamalan ajaran agama, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkepribadian, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan tegaknya supremasi hukum ;
4.Peningkatan peran serta masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi Kabupaten Tuban, terutama nelayan, pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dan berbasis pada sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, beretos kerja, berdaya saing, dan berwawasan ramah lingkungan;
5.Perwujudan pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah ;
6.Perwujudan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan hasil-hasil pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat. Baca selengkapnya ****BUSTANUL'S BLOG****: 2008

Selasa, November 11, 2008


Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:



1.Ikal
2.Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
3.Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
4.Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
5.A Kiong;Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
6.Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
7.Kucai; Mukharam Kucai Khairani
8.Borek aka Samson
9.Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
10.Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan

Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.
Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Naskah Laskar Pelangi telah diadaptasi menjadi sebuah film berjudul sama dengan bukunya.Film Laskar Pelangi akan diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza.
Laskar Pelangi adalah karya pertama dari Andrea Hirata. Buku ini segera menjadi Best Seller yang kini kita ketahui sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.

Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!

Tokoh-tokoh
Anggota Laskar Pelangi
Tokoh-tokoh yang muncul dalam Laskar Pelangi: Laskar Pelangi
Ikal : Tokoh 'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.

Lintang : Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.

Sahara : Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
Mahar : Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.

A Kiong : Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu sama lain.

Syahdan : Anak nelayan yang ceria ini tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin... Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.

Kucai : Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.

Borek : Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.

Trapani : Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ibunya.

Harun : Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.

Tokoh-tokoh Lain
Bu Muslimah : Bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.

Pak Harfan : Nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.

Flo : Bernama asli adalah Floriana, seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.

A Ling : Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri. Baca selengkapnya ****BUSTANUL'S BLOG****: 2008

Senin, November 03, 2008

Botol Untuk SMANSA

Bermula dari sebuah keinginan, lalu menjadikan sebuah cita–cita luhur. Mungkin kata itu patut menggambarkan latar belakang berdirinya sekolah kita tercinta, SMA Negeri 1 Tuban. Kelangkaan bahkan ketiadaan sekolah menengah atas menjadi hambatan tersendiri bagi generasi Tuban untuk melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMP. Demikian juga dengan Bapak R. Soedirman yang merasa kesulitan mencari sekolah lanjutan untuk putrinya yang baru tamat SMP, hingga akhirnya beliau berinisiatif mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tuban, yang awalnya bernama SMA Negeri Tuban.
Cakre’s, sebelum bertempat di Jalan WR. Supratman seperti sekarang, “embrio” sekolah kita dulu berada di belakang kantor Pemda, dekat alun–alun Tuban, lho!! Namun sejak 9 Juli 1961, berdirinya SMA Negeri Tuban diresmikan oleh pemerintah dan lokasinya pun dipindahkan ke lokasi sekolah kita sekarang. Adapun tanah yang sekarang kita gunakan menuntut ilmu sehari–hari ialah tanah milik Bapak S. Yudho Husodo. Beliau masih memiliki hubungan kerabat dengan Bapak R. Soedirman (ayah dari Pak Wik, pelatih ekskul Teater Hitam Putih).
Karena merupakan satu–satunya sekolah menengah atas yang berdiri di Tuban saat itu, SMAN Tuban langsung mendapat respon positif dari masyarakat. Wujud respon tersebut dimulai dengan suatu kebanggaan. Kebanggaan sebab SMAN Tuban telah mengangkat citra kota Tuban. SMAN Tuban saat itu juga memberikan kemudahan bagi generasi Tuban yang ingin menempuh pendidikan lebih tinggi selepas SMP. Tenaga-tenaga pengajar juga terus berdatangan dari kalangan yang berkompeten, dari kalangan pegawai bahkan lulusan sebuah lembaga pendidikan milik Ki Hajar Dewantara, yakni Taman Siswa di Yogyakarta. Bantuan dana juga terus mengalir dari masyarakat serta para wali murid, berupa uang, bahan bangunan, maupun bantuan–bantuan lain seperti botol (lho, ada apa dengan botol?? –red).
Ketika pertama kali dibentuk, SMAN Tuban hanya memiliki satu ruangan, yakni ruangan yang kini kita pakai sebagai gedung pertemuan, aula. Dan ternyata sebelum menjadi salah satu ruangan untuk menuntut ilmu, aula merupakan tempat hiburan orang–orang priyayi, orang–orang keturunan Indonesia yang bekerja sebagai pegawai – pegawai Belanda. Tempat hiburan itu disebut suksitet, di sana biasa digelar pertunjukan gamelan, wayang, dan kesenian rakyat sehingga akhirnya dikenal sebagai tempat umum untuk rakyat.
Seiring berjalannya waktu, jumlah murid kian bertambah dan tentu diperlukan ruangan yang lebih banyak. Pembangunan demi pembangunan terus diadakan dengan dukungan dari Pemda maupun masyarakat. Cakre’s pasti masih bertanya, ada apa dengan botol dan sekolah kita tercinta???
Perjuangan para pendiri SMAN Tuban tidak terhenti sampai pengakuan dan pengesahan sekolah dilakukan, namun mereka masih berjuang guna menggalang dana. Uniknya, mereka mengumpulkan botol–botol bekas pakai untuk dijual. Hasil penjualan botol–botol tersebut digunakan menutupi kebutuhan–kebutuhan mengembangkan sekolah. Klo mereka mau berjuang dengan botol–botol, mengapa kita masih malas belajar dan berjuang dengan teknologi dan segala kemudahan yang tersedia?
Ternyata setelah berdiri, SMAN Tuban tidak langsung menerapkan pemakaian seragam putih abu–abu sebagai seragam wajib. Lantas, apa warna seragam kita dahulu??
“ Atasan kemeja pendek warna putih dan celana pendek warna putih. Barulah sekitar tahun ’78 diubah menjadi celana penjang, itupun masih berwarna krem,” kenang Pak R.W.A. Dhyaksa (Pak Wik) tersenyum, mengingat masa–masa sekolah beliau dahulu.
Menurut Pak Gunardi, guru yang pernah mengajar di SMAN Tuban sejak tahun 1967, semangat belajar siswa SMAN Tuban dulu sangat tinggi. Mekipun belum banyak yang memiliki buku tulis maupun buku pegangan, semangat belajar mereka tak pernah kendor. Bahkan kadang mereka meminjam buku dari guru, lalu membawanya bergiliran sehingga satu kelas dapat membaca buku tersebut.
Nah, itulah sekelumit awal berdirinya sekolah kita, SMANSA. Klo Cakre’s perhatikan saksama, banyak banget nilai–nilai yang bisa kita ambil dengan sejenak menengok ke belakang, ke sejarah SMANSA. Nilai perjuangan tak kenal menyerah, nilai pengorbanan, pengabdian, kekompakan, keikhlasan, semangat membara, semua terpancar jelas dari sejarah SMANSA yang udah Cakre’s baca. Nilai–nilai itu bisa Cakre’s jadikan pegangan untuk menyongsong SMANSA yabg lebih baik, lebih berkualitas dalam IMTAK dan IPTEK.
Sebelum meneruskan langkah kaki menyongsong masa depan gemilang
Adakalanya kita perlu menatap sejenak ke belakang
Jadikan masa lalu sebagai cermin, evaluasi diri
Pelajari kekurangannya, lalu temukan solusinya
Pertahankan semangat
Lalu melesatlah !!!

UNC_RMN di
leon_zyrex@yahoo.com
Terima kasih untuk Pak Gunardi, Pak Wik, dan Bapak Suprapto sebagai narasumber. Terima kasih atas informasi dan nasihat yang telah diberikan. Sukses milik kita semua!!! Amin Baca selengkapnya ****BUSTANUL'S BLOG****: 2008